Ketika Buku Tak Lagi Diminati


              Buku merupakan lembaran-lembaran kertas yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya, dan di dalamnya berisi tulisan maupun gambar. Buku adalah jendela dunia, kunci untuk membukanya adalah membaca. Dalam segi manfaat tentu saja buku memiliki berbagai makna, menambah wawasan dan pengetahuan, melatih keterampilan untuk berfikir dan menganalisa, memperluas pemikiran, meningkatkan fokus dan konsentrasi, dan masih banyak lagi.
              Selain itu ungkapan membaca tentu sangat familiar di kalangan para pelajar, khususnya mahasiswa. Berbeda dengan siswa yang kebanyakan aktivitas belajarnya masih dibimbing oleh guru. Mahasiswa lebih dituntut menjadi sosok yang mandiri dalam proses belajar, baik ketika masa kuliah atau diluar perkuliahan. Ketika berada di perkuliahan, kadang dosen ataupun mahsiswa cenderung memberikan pertanyaan yang mengharapkan jawaban berdasarkan opini pribadi maupun analisa berdasarkan logika dan fakta. Dengan sering membaca buku, secara otomatis wawasan akan menjadi luas dan akan lebih mudah menjawab pertanyaan yang diajukan sesuai dengan pengetahuan kita, baik itu berasal dari buku maupun fakta yang lebih akurat.
               Ada sebuah ungkapan yang sering, bahkan tidak asing bagi kita. Bahwa apa yang kamu baca menetukan siapa kamu. Dikarenakan saat membaca secara tidak langsung kita sedang memasukkan informasi pada memori kita. Dalam hal ini, memori sangatlah penting dalam mengingat hal-hal yang telah kita lakukan. Jadi ketika kita melakukan suatu hal, memori akan merekamnya sewaktu-waktu. Dan isi memori juga akan terpanggil sewaktu-waktu jika tedapat suatu kejadian yang memiliki sangkut paut hasil rekaman dari memori. Misalnya ketika kita sering membaca buku yang berbasis sastra, maka secara tidak sengaja ketika kita berargumen akan mengeluarkan sebagian kata-kata sastra yang telah dibaca. Berbagai karakter mahasiswa sesuai dengan buku bacaannya ada berbagai macam. Mahasiswa pecinta buku sastra, sejarah, intelektual, novel, motivasi, sampai mahasiswa tidak suka membaca pun juga ada.
              Zaman yang sudah modern serta canggih sekarang ini, mungkin tak jarang jika banyak mahasiswa yang lebih mementingkan gadget atau sering di sebut dengan hp android ketimbang buku sebagai bahan pokok selama perkuliahannya. Mahasiswa dalam kategori ini biasanya mayoritas termasuk dalam kategori karakter mahasiswa yang tidak suka membaca buku. Namun jangan salah sekarang zaman sudah modern, banyak buku-buku yang berbentuk digital atau sering disebut e-book. Hal itu lebih mempermudah mahasiswa untuk membaca buku melalui androidnya masing-masing.
              Namun ada juga yang menyalahgunakan penggunaan android tersebut. Seperti halnya jika mengerjakan tugas, mahasiswa banyak yang lebih suka browaing di internet daripada mencari literatur lewat buku-buku. Dan cara yang  paling sering dilakukan yaitu  plagiatisme, yaitu mengcopy hasil tugas, kadang berupa hasil makalah, jurnal, skripsi, dan lain sebagainya. Sebenarnya cara tersebut merupakan cara yang kurang tepat dalam dunia perkuliahan, namun sering dilakukan. Jika seperti itu, mahasiswa akan menjadi sosok yang kurang berinovasi, kurang percaya diri dengan karyanya sendiri, dan kurang mengerti makna dari agen of change . Mereka hanya menduplikat karya orang lain sedemikian rupa untuk dijadikan penuntasan tugasnya.
              Meskipun sudah tersedia e-book, masih banyak juga mahasiswa yang lebih suka membaca status facebook, twitter, atau update-an social media yang lain. Selain itu menurut hasil pengamatan jika dikalkulasi. Dalam sebulan pengeluaran untuk membeli buku, biaya hidup dan membiayai hp baik itu berupa pembelian pulsa sms, telfon dan lebih seringnya pulsa paket internet. Lebih banyak pengeluaran untuk hp ketimbang untuk membeli buku. Coba kita perinci, contohnya satu buku yang berbobot atau lebih tepatnya buku yang diperlukan untuk perkuliahan katakanlah minimal harganya 30.000, sedangkan untuk membeli pulsa internet paling murah 35.000 untuk kuota yang tidak lemot dengan perkiraan cukup untuk satu bulan, belum lagi untuk mebeli pulsa sms dan telepon minimal harganya 6000. Disitu sudah terlihat perbedaan yang mencolok.
            Kemudian dari segi durasi, dalam sehari waktu kita untuk menggunakan hp android mayoritas lebih lama dibandingkan dengan membaca buku. Membaca buku dengan durasi setengah jam saja, kadang akan membuat pikiran kita jenuh. Namun jika sedang bermain game, berselancar di dunia maya ataupun social media sering kali satu jam saja tidak cukup. Malah kadang ada juga yang lebih memilih tidak membaca buku sama sekali dengan berbagai macam alasan.
          Hal lain juga dibuktikan baru-baru ini dengan adanya acara bazar buku Se-Indonesia yang diadakan di Jatim Expo (JX) Internasional, Woocolo. Banyak mahasiswa yang kurang antusias ketika mendengar berita tentang adanya bazar buku tersebut, khususnya mahasiswa UINSA. Banyak mahasiswa yang masih bertanya-tanya bagaimana keadaan di bazar buku tersebut, bukan malah datang sendiri dan melihat situasi disana. Padahal jaraknya cukup dekat sekali denga kampus UINSA. Apalagi dihari pertama pembukaannya, jarang sekali terlihat mahasiswa khususnya UINSA. Ada beberapa mahasiswa namun berasal dari kampus lain yang lebih jauh seperti UNESA, UNAIR, ITS dan lain-lain, itupun juga tidak banyak. Dan mayoritas ada juga mahasiswa yang datang karena tiket VIP yang dia dapat dari kampus masing-masing.
              Jika mayoritas sosok mahasiswa sekarang memiliki karakter seperti keterangan yang telah dipaparkan sebelumnya, mau jadi apa bangsa kita nanti ?. Jangan mau dibodohi oleh pengetahuan dan informasi yang kebanyakan menjadi sampah bagi otak kita. Jangan hilangkan budaya membaca dalam dirimu. Meski tidak bisa totalitas, namun sedikit demi sedikit rubahlah diri dan luangkanlah waktu untuk membaca waktu. Sisakanlah waktu kalian sedikit untuk khusus membaca buku.  Karena buku merupakan sumber pokok dari ilmu dan pengetahuan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Model Tafsir Sastra dan Metode Tafsir Al-Qur'an

Model Studi Hadits Kontemporer

Studi Al-Qur'an dan Hadits di Era Kontemporer