Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Model Studi Hadits Kontemporer

Kata Hadits menurut bahasa berarti al-jadid (sesuatu yang baru), lawan kata dari al-qadiim (sesuatu yang lama). Kata hadits juga berarti al-khabar (yaitu sesuatu yang di pecakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain). Hadits kemudian didefenisikan sebagai ucapan, perkataan, perbuatan dan ketetapan Rasulullah SAW. Hadits, di lihat dari sudut kuantitas, atau jumlah rawi, diklasifikasikan dengan Hadits mutawatir dan hadits ahad .  1.      Kajian Sirah Nabi Nabi Muhammad adalah symbol dari sifat kemanusiaan yang sempurna. Mengkaji tentang Nabi, tidak akan lepas dari sejarah. Hal ini sulit dihindari, karena terjadi kesenjangan zaman yang begitu panjang antara Nabi dengan kita. Disinilah peran sejarah yang sangat urgen, yang akan memberikan data atau bukti historis yang bisa diinterpretasikan lebih jauh tentang perjalanan hidup Nabi. Sebagai sosok yang popular, pribadi Nabi memiliki low tradition dan high tradition. Yang masuk dalam kategori high tradition, adalah

Hermeneutika Al-Qur'an

a.      Definisi Hermeneutika              Ada yang mengidentifikasikankan hermeneutika dengan seni atau sains penafsiran. Ada yang mengartikan sebagai metode penafsiran, sebagian menyebut hermeneutika sebagai teknik penafsiran atau seni menafsirkan. Hermeneutika yang lahir di tanah Yunani dan secara praktis digunakan untuk sistem pendidikan mengalami perkembangan cukup signifikan melalui apa yang disebut dengan gerakan deregionalisasi, suatu gerakan yang dirintis oleh Schleiermacher.              Plato memilih sebutan techne hermeneias, aristoteles menyebut “peri hermeneutick”, yang digunakan Aristoteles, dimaksudkan olehnya sebagai logika penafsiran, sementara Plato yang menggunakan istilah techne hermeneias adalah seni membuat sesuatu yang tidak jelas menjadi jelas. Paul Ricoeur mengartikan hermeneutika sebagai teori untuk mengoprasionalkan pemahaman dalam hubungannya dengan penafsiran terhadap teks.              Hermeneutika adalah satu disiplin yang berkepentingan dengan

Model Tafsir Sastra dan Metode Tafsir Al-Qur'an

1.      Tafsir Sastra Salah satu keunikan Al-Qur’an adalah  adanya pengulangan kata di beberapa ayatnya. Para ulama banyak yang membicarakan keunikan ini serta menghubungkannya dengan studi tematik modern..Muhammad Quthub misalnya, menegaskan sisi dengan tantangan tersebut dengan berbagai gaya bahasa. Yang lebih unik adalah bahwa terdapat pengulangan dalam satu surat yang mencapai 31 kali seperti yang terdapat pada surat Ar-Rahman. Dalam melakukan studi tentang pengulangan yang ada dalam Al-Qur’an, Muhammad Quthub mencontohkan , ibarat mengenal seseorang yang tidak mungkin dengan cara mengetahuinya sepotong-sepotong dari beberapa cirri fisiknya, tetapi harus secara menyeluruh yang meliputi mata,hidung, telinga dan lain sebagainya. Hal itulah, menurut Muhammad Quthub yang disebut sebagai suatu keutuhan. Selain Muhammad quthub adalah Muhammad al-hijazi yang juga membahas pengulangan dalam Al-Quran. Dalam bukunya al-wahdah al-maudhu’iyyah fi al-qur’an al-karim, ia mengatakan bahw